Pelajari studi kasus UMKM tahu yang sukses menjadi pemasok program Makan Bergizi Gratis (MBG) berkat mesin otomatis Tasudo. Produksi meningkat, higienis, dan memenuhi standar nasional.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya membuka jalan bagi pemerataan gizi nasional, tetapi juga menciptakan peluang besar bagi ribuan pelaku usaha lokal. Salah satu sektor yang paling diuntungkan dari program ini adalah industri UMKM tahu — makanan bergizi, murah, dan mudah diolah untuk kebutuhan massal.
Namun, tidak semua produsen tahu siap menjadi bagian dari program MBG. Hanya mereka yang mampu memenuhi standar kualitas, kapasitas, dan higienitas tinggi yang akhirnya dipercaya menjadi mitra resmi pemerintah.
Berikut ini adalah studi kasus UMKM tahu MBG yang berhasil naik kelas dan menjadi pemasok resmi berkat transformasi teknologi menggunakan mesin otomatis Tasudo.
Baca Juga: Tantangan UMKM dan Program MBG dalam Menyediakan Bahan Pangan Bergizi
Latar Belakang Program MBG
Program MBG merupakan inisiatif nasional untuk menyediakan makanan sehat bagi anak sekolah dan masyarakat berpenghasilan rendah. Targetnya bukan hanya menekan angka stunting, tetapi juga meningkatkan kualitas gizi generasi muda agar lebih produktif dan cerdas.
Setiap daerah diwajibkan memanfaatkan potensi pangan lokal untuk mendukung program ini. Di sinilah peran UMKM menjadi sangat penting — termasuk produsen tahu yang mampu menyediakan sumber protein nabati berkualitas tinggi dalam jumlah besar dan harga terjangkau.
Tantangan Awal yang Dihadapi UMKM Tahu
Sebelum ikut serta dalam program MBG, banyak produsen tahu menghadapi berbagai kendala:
- Produksi manual dan terbatas.
Kapasitas harian hanya mencapai 300–400 potong tahu, jauh dari kebutuhan MBG yang mencapai ribuan porsi per hari. - Kualitas tidak konsisten.
Karena bergantung pada tenaga manusia, hasil tahu sering kali berbeda dalam tekstur dan rasa. - Proses tidak higienis.
Banyak alat yang masih berbahan kayu atau kain, sulit dibersihkan, dan berisiko menurunkan mutu gizi tahu. - Keterbatasan tenaga kerja.
Produksi manual memerlukan banyak orang, meningkatkan biaya operasional.
Dengan kondisi seperti ini, UMKM sulit bersaing untuk menjadi pemasok program MBG yang menuntut kualitas terstandar dan volume tinggi setiap hari.
Tahu Berkah Mandiri – Transformasi Menuju Pemasok MBG
Di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, ada satu kisah menarik dari UMKM Tahu Berkah Mandiri, yang menjadi contoh keberhasilan dalam memanfaatkan peluang MBG.
Sebelum 2024, usaha ini masih berskala kecil. Mereka memproduksi tahu secara manual dengan kapasitas 400 potong per hari, melayani pasar tradisional sekitar. Namun ketika pemerintah daerah mulai membuka pendaftaran pemasok MBG, pemilik usaha melihat peluang besar.
Masalahnya jelas, dengan alat manual, mereka tidak mungkin memenuhi kebutuhan MBG yang memerlukan ribuan potong tahu setiap minggu.
Langkah Pertama – Modernisasi dengan Mesin Otomatis Tasudo
Pemilik UMKM memutuskan berinvestasi dalam mesin tahu otomatis Tasudo berkapasitas 1000 potong per hari. Dalam waktu satu minggu, tim Tasudo membantu melakukan instalasi, pelatihan operator, dan uji produksi.
Hasilnya langsung terasa:
- Waktu produksi berkurang 50%.
- Kualitas tahu lebih seragam dan lembut.
- Proses lebih higienis karena sistem tertutup stainless steel food grade.
- Konsumsi air dan listrik lebih efisien dibanding metode manual.
Kini, UMKM ini mampu memproduksi hingga 1200 potong tahu per hari dengan dua operator saja.
Langkah Kedua – Penerapan Standar Kebersihan Produksi
Dengan bimbingan tim Tasudo, UMKM menerapkan sistem kebersihan berdasarkan standar BPOM dan SNI 3141:2009. Semua wadah penyimpanan diganti ke material stainless steel, dan area produksi dipisahkan dari area pengemasan.
Selain itu, air yang digunakan dalam proses produksi juga difiltrasi menggunakan sistem Filter Air Kota Malang untuk memastikan tidak ada kandungan logam berat yang dapat memengaruhi kualitas tahu.
Langkah sederhana ini meningkatkan kualitas produk secara signifikan dan membuat mereka lolos uji higienitas dari dinas kesehatan setempat.
Langkah Ketiga – Pelatihan Pegawai dan Efisiensi Operasional
Tasudo menyediakan training pegawai senilai Rp2 juta untuk 3 orang operator. Pelatihan ini mencakup:
- Cara mengoperasikan mesin otomatis.
- Pengendalian suhu dan tekanan selama perebusan.
- Perawatan rutin mesin agar awet dan efisien.
- SOP kebersihan dan sanitasi area produksi.
Dengan pelatihan tersebut, pegawai lebih terampil, kesalahan produksi menurun, dan kapasitas kerja meningkat tanpa menambah tenaga baru.
Hasil dan Dampak bagi UMKM Tahu Berkah Mandiri
Setelah enam bulan menggunakan mesin otomatis Tasudo, hasilnya luar biasa:
- Produksi naik tiga kali lipat.
Dari 400 potong menjadi 1200 potong per hari. - Biaya tenaga kerja turun 40%.
Karena mesin otomatis hanya membutuhkan dua operator tetap. - Kualitas tahu meningkat signifikan.
Produk lebih padat, tahan lama, dan tetap lembut ketika digoreng. - Pendapatan naik lebih dari dua kali lipat.
Karena sudah mendapatkan kontrak rutin dari program MBG kabupaten untuk memasok tahu setiap minggu.
Dengan hasil ini, UMKM tersebut kini dipercaya sebagai salah satu pemasok tetap untuk program Makan Bergizi Gratis di wilayah Sleman, serta memperluas pasokan ke beberapa sekolah di kabupaten tetangga.
Pelajaran Penting dari Studi Kasus UMKM Tahu MBG
Kisah ini membuktikan bahwa transformasi digital dan modernisasi alat bukan hanya untuk industri besar.
UMKM tahu pun bisa naik kelas dan menjadi bagian penting dari rantai pasokan nasional jika berani berinvestasi pada teknologi yang tepat.
Beberapa pelajaran utama dari studi kasus ini:
- Teknologi meningkatkan kapasitas tanpa menambah biaya besar.
- Higienitas adalah kunci kepercayaan program pemerintah.
- Training pegawai memastikan efisiensi jangka panjang.
- Air bersih menentukan kualitas akhir tahu.
Yang tak kalah penting: dukungan seperti Tasudo bukan hanya sebatas jual mesin, tetapi juga pendampingan hingga usaha siap memenuhi standar MBG nasional.
Kolaborasi antara UMKM dan Pemerintah
Keberhasilan UMKM Tahu Berkah Mandiri menjadi pemasok MBG menunjukkan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah. UMKM menyediakan produk berkualitas dan higienis, sementara pemerintah memastikan distribusi dan pembiayaan berjalan lancar.
Dengan sistem yang saling mendukung, program MBG tidak hanya menjadi proyek sosial, tetapi juga penggerak ekonomi lokal.
Rekomendasi untuk UMKM Tahu yang Ingin Menjadi Pemasok Program MBG
- Modernisasi alat produksi menggunakan mesin otomatis agar kapasitas meningkat dan kualitas terstandar.
- Gunakan air bersih dan sistem filtrasi agar gizi tahu tetap terjaga.
- Ikuti pelatihan teknis dan sanitasi dari penyedia mesin seperti Tasudo.
- Bangun komunikasi dengan dinas pangan atau koperasi daerah untuk mendaftar sebagai calon pemasok resmi MBG.
- Fokus pada kualitas, bukan hanya kuantitas.
UMKM yang siap secara teknologi dan manajemen akan lebih mudah diterima sebagai mitra pemerintah.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuka peluang luar biasa bagi UMKM tahu di Indonesia. Melalui modernisasi teknologi seperti mesin otomatis Tasudo, produsen kecil mampu bertransformasi menjadi pemasok profesional yang dipercaya untuk mendukung gizi nasional.
Studi kasus UMKM tahu MBG ini membuktikan bahwa langkah kecil menuju inovasi dapat menghasilkan dampak besar — baik untuk bisnis, masyarakat, maupun masa depan generasi muda Indonesia.